Peranan Awam dalam Pelayanan di Gereja
- Partisipasi kaum awam dalam karya kerasulan sudah dimulai sejak gereja Katolik dibangun di Pontianak dan sangat membantu karya pewartaan misionaris. Kondisi ini tergambar jelas dalam surat Uskup Agung Mgr. Herculanus van der Burgt tertanggal 20 September 1969 yang ditujukan kepada para rohaniwan: “Kita harus berlaih ke pendapat lain sebagai normal, yaitu bahwa pimpinan awam di masyarakat setempat merupakan tahap terakhir di dalam perkembangan kehidupan masyarakat Kristen Katolik. Kita harus bergerak ke arah tumbuhnya pendapat baik awam maupun bukan awam: suatu jemaat Katolik setempat dibina secara normal dan komplit oleh awam. Pastor menjalankan sentral untuk regionya….”
- Peran kaum awam sangat membantu para imam dalam pembinaan kerohanian, secara khusus dalam mempersiapkan para calon baptis. Beberapa diantaranya adalah:
- Bp. Simon Liu Khet Bun
- Bp. Vincent Liem Siau Hap
- Bp. Aloysius Sulimin
- Bp. Yohannes Jap Khi Miau
- Dr. Lukas Bong Moek Siong
- Bp. Chi Peng Kong
- Bp. Cew Fen Cong
- Pada tahun 1969 Mgr. Herculanus memprakarsai pendirian Ikatan Sarjana Katolik (ISKA) yang merupakan organisasi para intelektual Katolik. Pendirian ISKA merupakan hasil pembahasan Mgr. Herculanus dengan Dr. Bong Moek Siong, Dr. Ganda Widjaya, Dr. Gabriel Sugeng, Dr. Gunawan Hadibrata, Ir. Buntoro dan Ir. Adiyono.
- Di tahun 1970 atas inisiatif para bruder dan suster, didirikanlah Koor Katedral yang pada saat itu merupakan satu-satunya paduan suara di gereja Katedral Pontianak.
- Pada tahun 1990 Koor Katedral berganti nama menjadi Koor Fransiskus Assisi (KFA) dengan mottonya “Pro Ecclesia et Patria”
- Pada era tahun 70-an berdiri juga kelompok koor lainnya seperti:
- Koor Remaja Caecilia (16 Juni 1973, diprakarsai oleh Br. Aloysius & Pastor Secundus)
- Koor Citara Daud (20 November 1975, diprakarsai oleh Bp. Y. Kaping, Bp. Victor Oendoen, Ibu Oendoen, Ibu Agatha Silo & Bp. Jhon de Goot)
- Selain pelayanan dalam koor, umat juga turut aktif dalam kegiatan lain seperti Legio Maria yang secara setia berpedoman pada buku pegangan untuk membantu pastor paroki dalam pemeliharaan rohani umat dan menjadikan Bunda Maria sebagai teladannya.
- Pada tanggal 19 Januari 1979, dibentuk Dewan Komisium Pontianak yang dibimbing Pastor Petrus Rostandy, OFMCap. Hingga saat ini terdapat 4 (empat) Presidium Gereja Katedral di bawah Komisium Pontianak, yaitu:
- Presidium Bunda Penasehat Yang Baik
- Presidium tertua di bawah komisium Pontianak
- Berdiri tanggal 12 Juni 1972 dengan anggota sebanyak 9 (sembilan) orang dan ketua Bp. Edward William serta pemimpin rohani Sr.Yohanna, SFIC.
- Presidium Cermin Kekudusan
- Berdiri tanggal 2 Februari 1980 dengan anggota sebanyak 16 (enam belas) orang. Ketua presidium ini adalah ibu Jetty dengan pimpinan rohani Mgr. Hieronymus Bumbun.
- Presidium Bejana Rohani
- Berdiri pada tanggal 10 Oktober 1982 dengan anggota sebanyak 12 (dua belas) orang. Diketuai Sdri. Vincentia Kiok Fa dan pemimpin rohani Pastor Petrus Rostandy, OFMCap.
- Presidium Rumah Kencana
- Merupakan presidium sekolah (junior). Berdiri tanggal 4 November 1983 di sekolah Santo Petrus, Pontianak. Ketua presidium sekolah ini adalah Antonius dan pemimpin rohaninya biarawan/ti CDD.
- Presidium Bunda Penasehat Yang Baik
- Pada tanggal 6 Oktober 1974 dibentuklah 2 (dua) organisasi Putra Altar yakni Santo Kristoforus yang dipimpin di bawah pembinaan Yohannes Yan Roosen dan kelompok Santo Tarsisius yang dipimpin Br. Aloysius.
- Pada akhir 1975, didirikan kelompok Putri Altar yang juga turut serta aktif di dalam Koor Kristoforus yang dibentuk pada tanggal 8 Desember 1975. Namun kelompok ini hanya bertahan hingga tahun 1977.
- Pada tahun 1978, Putri Altar kembali aktif melayani Gereja bahkan dapat melayani perayaan Misa sebagai Misdinar sebagaimana Putra Altar.
- Di tahun 1985, terbentuklah Petrina Sepakat Menyanyi (PSM), atas saran pembina asrama dan anggota PSM, koor ini diubah namanya menjadi Paduan Suara Magnificat.
- Pada 15 Agustus 1990, untuk pertama kalinya dilakukan pentahbisan di Gedung Olahraga Pangsuma Pontianak. Mgr. Hieronymus mentahbiskan 5 (lima) imam muda Kapusin yaitu:
- Pastor William Chang, OFMCap
- Pastor Cyrillus Riyadi, OFMCap
- Pastor Damian Doraman, OFMCap
- Pastor Oktavianus G, OFMCap
- Pastor Benyamin Ngui, OFMCap
- Motto yang dipakai dalam pentahbisan tersebut diambil dari Surat Rasul Matius 28: 19-20 “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu, dan ketahuilah Aku menyertai kamu senantiasa sampai pada akhir zaman.”
- Pada tanggal 12 November 2000, Dewan Pastoral paroki mendukung pemekaran koor dengan membentuk sebuah koor baru dengan nama Koor Gregorius Agung.
- Pertumbuhan umat pada periode tahun 1960-1980 sangat signifikan. Hal ini dibuktikan dengan data Liber Baptizatorum, dimana umat Katolik yang dibaptis di gereja Katedral selama periode 1 Januari 1946-23 Desember 1979 telah mencapai 12.339 orang.